Halaman

Jumat, 27 April 2012

You're like an Indian Summer In the Middle of Winter

"Please jangan tinggalin aku, aku sebenernya suka sama kamu, aku mau jadi pacar kamu!".
"Beneran? Oke aku ga bakal tinngalin kamu, jadi kita jadian?". Keduanya tersenyum malu.
     Itulah akhir film TV yang gue tonton,  malas sekali rasanya melihat film-film yang selalu happy ending.
     Pada realita sih hidup gue kebanyakan bahagia pada awalnya saja, karena pada akhirnya kita tidak akan pernah tau apa yang terjadi selanjutnya. Kenapa harus ada pertemuan jika ada perpisahan. Ini pepetah kayanya gue banget. Waktu sama cowok yang itu (sebut saja Josh *disamarkan), ya Josh! Kita dipisahkan oleh kenaikan kelas, karena Josh tidak bisa melajutkan ke grade selanjutnya. Setelah itu semua berubah. Gue dan Josh seperti tidak saling mengenal satu sama lain, untuk menyapa pun rasanya sangat canggung. Walalupun dalam hati gue rasanya ingin berteriak mengapa kita menjadi seperti iniii! Setelah beberapa tahun tidak pernah berbicara lagi, pada waktu istirahat gue dan Josh bepapasan pada kantin yang sama, gue hanya terdiam memilih makanan yang gue akan beli begitu pun dengan Josh, tiba-tiba Josh bebicara dengan celetuknya yang  khas "Ko lu makin pendek aja sih?", gumannya. Gue terkejut bukan main, dan gue hanya tersenyum ngenes sambil menjawab "Lu kali yang makin tinggi". Karena gugup dan tidak tau harus berkata apa lagi gue pun cepat cepat membayar makan yang gue beli dan pergi dari situ. Setelah kejadian itu barulah gue berpikir kenapa hanya kita hanya mengobrol sesingkat itu, walaupun begitu itu adalah hal yang istimewa setelah beberapa lama gue dan Josh tidak bertegur sapa. But life must go on rigth?
     3 tahun sekolah di SMP dan sebentar lagi cap sebagai anak SMP akan berakhir, itu tandanya gue ga bakal ketemu lagi sama Pax (*namadisamarkan). Berat rasa pergi meninggal sekolah gue, ada banyak kenangan-kenangan yang terjadi di setiap sudut sekolah ini, terlebih teman-teman sepergaulan gue dan yang pasti gue bakal seneng banget akhirnya bisa berpisah sama Pax, karna setahu gue dia akan melanjutkan sekolahnya di luar kota. Hari-hari sebelum kepergian Pax hubungan gue dan Pax memang belakangan ini boleh dibilang kurang akrab dan kurang besahabat. Gue memang menghindar karna gue males aja harus ngobrol sama Pax. Gue ngebayangin di SMA nanti hari-hari gue tanpa Pax. Pasti hidup gue lebih tenang bisa jauh jauh dari Pax. Saat dia akan pergi nanti gue sering ngebayangin kalo ada orang yang kaya gini. "Kalo kamu memang mencintai dia kejarlah dan bawa kembali dia ke sini". Lalu dengan yakin gue pun mengikuti saran orang yang entah siapa itu, gue pun mencari kendaraan yang dapat membawa gue pergi dengan cepat ke terminal bus atau kereta atau mungkin airport. Sesampainya gue pun berlari meyusuri terminal sampai akhirnya gue putus asa, tetapi tiba-tiba gue mendengar suara yang nampaknya tidak asing bagi gue dan menyebut nama gue "Vale?" Lalu gue pun menoleh kebelakang  dan terkejut karena itu adalah Pax, gue pun langsung memeluknya lau berkata "Aku mencarimu kemana mana di sini kau rupanya, jangan tinggalkan aku, please tinggal lah di sini untuk beberapa tahun lagi". Lalu Pax pun membalasnya "Oke, kalo itu bisa bikin kamu senang" Lalu aku dan Pax pun berjalan bergandenganan tangan. Terlalu menjijikan!! Apalagi orang itu harus Pax. Lebih baik gue cium pantat kuda daripada kaya gitu. Lambat laun juga Pax bakal lupa sama gue dan begitu juga gue pasti bakal lupa sama Pax. Temen gue yang sering membuat gue tersenyum "bahagia" Take care Pax, baik-baik ya di sana. Cepet-cepet deh lu pergi yaaa. My life will better without you, JERK!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thank you for dropping by my blog and for your lovely comments